Sifat bola api seperti ini sering dilaporkan masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Ada yang melihatnya sebesar bola tenis ada pula yang sebesar bola voli. Biasanya bola api muncul bersamaan dengan datangnya badai. Laporan yang dicatat peneliti kelistrikan abad 18, Georg Richmann, menyebutkan bola api mampu melelehkan kaca jendela, membakar benda-benda yang dilaluinya, bahkan membunuh orang.
Uap silikon
Namun, sampai sekarang tidak ada penjelasan ilmiah yang disepakati bersama sebagai penyebabnya. Banyak teori yang diajukan untuk menjelaskan fenomena ini salah satunya teori John Abrahamson dan James Dinniss dari Universitas Canterbury di Christchurch, Selandia Baru. Kedua peneliti memprediksi bola api berasal dari uap silikon yang tercampur oksigen di udara. Ketika petir menyambar permukaan tanah yang kaya kandungan silikon, material semikonduktor ini akan menguap lalu partikel-partikelnya berikatan dengan oksigen di udara sehingga menghasilkan proses pembakaran yang lambat didorong energi oksidasi.
Dari teori itulah fisikawan Antonio Pav�o dan Garson Paiva, mahasiswa S3 di Universitas Federal Pernambuco, Brazil mencoba membuatnya. Mereka menggunakan elektroda untuk menembakkan bunga-bunga api listrik ke permukaan wafer silikon agar terbentuk uap silikon. Akhirnya, terbentuklah bola-bola api yang tahan antara dua hingga lima detik. Salah satunya bahkan hingga delapan detik.
"Bola-bola mereka memiliki ukuran dan daya tahan yang cukup masuk akal untuk menjelaskan bola api yang muncul secara alami," ujar Abrahamson. Ia menambahkan, material lainnya mungkin juga bisa membentuk bola api meskipun belum terbukti sampai sekarang. "Teori kami memasukkan banyak material, antara lain aluminium dan besi," ujarnya. Beberapa saksi mata melihat bola api mengelilingi pesawat terbang yang menurutnya mungkin berasal dari permukaan badan pesawat. Kalau begitu, bola api mungkin saja muncul dari atap rumah atau objek lainnya dong. Mau coba?
No comments:
Post a Comment