Saturday, December 1, 2007

Iman Brotoseno: Cahaya Kata: Living in a Viewfinder





BAGI sutradara dan penulis skenario film seperti Iman Brotoseno, menulis blog menjadi bagian kehidupan sehari-hari yang menyenangkan. Blognya menarik, kaya dengan pernak-pernik dan isinya bervariasi.

Sebagai penyelam yang memiliki sertifikat PADI dan National Geographic Diver, Iman memasang video diving-nya sambil mengampanyekan "save indonesian coral reef". Sebagai fotografer, Iman menuangkan hasil karya jepretannya yang disimpannya dalam Galerry Iman Brotoseno dan foto-foto perjalanannya yang indah di flickr. Iman memasang juga link Asosiasi Pekerja Film Iklan dan sekolah almamaternya, Kanisius Jakarta pada blognya.

Tulisan Iman pada blognya bervariasi mulai dari isu yang ditekuninya yaitu periklanan dan film, sampai masalah-masalah berbangsa, cinta dan perkawinan, perjalanan, dan Islam. Beberapa artikelnya pernah dimuat di sejumlah media.

Tulisan-tulisan di blognya mengalir. Iman menulis soal korupsi di dunia film iklan, kaitan antara production house dan biro iklan. Saya kutip tulisan Iman: Minggu lalu seharian bersama Arswendo Atmowiloto menjadi juri buat Iklan iklan layanan masyarakat yang diselenggarakan KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi ). Benar benar miris setelah berbicara dengan teman teman di KPK mengenai tingkat korupsi di Indonesia. Betapa menyedihkan kalau bangsa ini termasuk dalam sepuluh besar bangsa yang tingkat korupsinya terbesar di dunia, bersama Myanmar serta negara negara Afrika seperti Nigeria, Burgundi. Ada yang bilang, ah itu khan biasanya terjadi di departemen , proyek proyek pemerintah atau Bapenas.

Jangan salah, justru di kalangan dunia advertising, korupsi ini terjadi dengan bentuk bentuk kolusi antara PH dan biro iklan. Saya berani bertaruh setidaknya lebih dari separuh dari PH PH yang ada di Jakarta melakukan praktek praktek KKN termasuk didalamnya uang sogokan dan under table money demi untuk mendapatkan job. Hal ini memang issue yang sensitive dan sudah sekian lama dibiarkan menjadi pola pola kerja sama yang lama kelamaan akan menghancurkan industri ini sendiri. Pada awalnya saya menduga, bahwa praktek ini dimulai dengan kesalahkaprahan PH PH ketika menempatkan dirinya sebagai supplier dan bukan sebagai partner dalam produksi..

Dalam tulisan lainnya, Iman yang sering berkelana di pelosok Tanah Air, mengungkapkan kecintaannya pada Indonesia.

"Bisakah dunia blogger menjadi pemicu semangat kebangsaan kita ? mestinya bisa karena sudah ada momentum komunitas blogger Indonesia untuk melahirkan issue issue ini. Jika komunitas blogger di luar sana bisa melahirkan Blog Action Day mengenai issue lingkungan hidup, mengapa kita tidak memulai untuk issue kebangsaan kita sendiri. Ini juga bisa merupakan proses pembelajaran dari kasus ini untuk mulai mendata kekayaan budaya sendiri. Tetapi diam diam saya juga mengimpikan pemimpin kita memiliki sepersepuluh saja semangat dan amarah yang dimiliki Bung Karno," tulis Iman Brotoseno, pengagum Bung Karno.

Dia menanggapi "Rasa Sayange" yang diklaim Malaysia sebagai lagu milik negeri jiran itu.

Dalam kaitan dengan Pesta Blogger 2007 yang akan digelar Sabtu (27/10) pekan ini, Iman Brotoseno menyampaikan uneg-unegnya. Salah satu usulnya, mengapa acara ini tidak disebut sebagai Jambore Blogger, misalnya. Konotasi kata "pesta" lebih mengarah pada hura-hura. Iman tampaknya meyakini bahwa blog akan mampu mengubah dunia. Dia mengutip kata-kata : Why the blog will change the world ?The explosion of blogs throughout the world has been the biggest phenomenon since the rise of the Internet itself. Today, more people read blogs than newspapers. Blogs are just a tool, of course. It’s the bloggers behind the blogs that will make the difference.

Blog Iman Brotoseno menarik dan enak dibaca. Kita bisa berbagi pengalaman dengan seorang film director and writer, yang suka menulis blog dan memotret. Blog ini layak dibaca dan diikuti terus.

No comments:

Post a Comment