Ribuan meteor Draconid bakal menghujani bumi pada Sabtu (8/10/2011) malam. Fenomena antariksa tersebut dapat dilihat dari belahan bumi manapun.
Koordinator Kunjungan Observatorium Bosscha Evan Irawan Akbar, mengatakan, pihaknya tidak akan mengadakan pengamatan khusus untuk hujan meteor Draconid. Pasalnya, fenomena tersebut dapat dilihat hanya dengan mata telanjang.
"Hujan meteor Draconid itu dapat dilihat sejak pukul 19.00-21.00 WIB, dan berakhir tengah malam. Sebenarnya hujan meteor ini periodik setiap tahun. Namun istimewanya pada puncaknya nanti, sekitar 1.000 meteor per jam dapat terlihat. Biasanya hujan meteor itu hanya 10 hingga 90 per jam," kata Evan saat ditemui di Observatorium Bosscha, Lembang Kabupaten Bandung Barat, Kamis (6/10/2011).
Evan menjelaskan, fenomena hujan meteor dapat terlihat jika tidak ada cahaya bulan. Karean pantulan cahaya bulan bisa menghalangi pemandangan, dan hujan meteor ini dapat terlihat jelas hanya dalam keadaan langit gelap gulita.
"Kemungkinan menyaksikan fenomena tersebut relatif tidak mudah. Soalnya sekarang ini fase bulan sedang dalam keadaan setengah bulat. Bagi masyarakat yang berniat ingin melihat secara langsung, sebaiknya berada di tempat terbuka dan perhatikan ke atas langit. Pastinya, fenomena tersebut dapat dilihat dari kawasan mana pun di Indonesia, karena Indonesia berada di khatulistiwa," ujarnya.
Diperkirakan setiap meteor jatuh dengan kesepatan sekitar 42-70 km/detik. Evan mengingatkan, cahaya hujan meteor hanya terlihat 1-2 detik. "Meteor yang merupakan sisa lintasan komet itu ga sampai menembus atmosfer. Cahaya yang terlihat dari bumi itu merupakan meteor yang terbakar di udara. Kira-kira, 1-2 detik saja cahaya tersebut terlihat, setelah itu hilang," paparnya.
Dia menjelaskan, setiap tahun terjadi sekitar 10 hujan meteor. Hujan meteor Draconid, kata dia, merupakan urutan kelima terbesar. Sebelumnya, pada 1998 silam pernah terjadi hujan meteor Leonid dengan 5.000 meteor per jam.[rry]
Koordinator Kunjungan Observatorium Bosscha Evan Irawan Akbar, mengatakan, pihaknya tidak akan mengadakan pengamatan khusus untuk hujan meteor Draconid. Pasalnya, fenomena tersebut dapat dilihat hanya dengan mata telanjang.
"Hujan meteor Draconid itu dapat dilihat sejak pukul 19.00-21.00 WIB, dan berakhir tengah malam. Sebenarnya hujan meteor ini periodik setiap tahun. Namun istimewanya pada puncaknya nanti, sekitar 1.000 meteor per jam dapat terlihat. Biasanya hujan meteor itu hanya 10 hingga 90 per jam," kata Evan saat ditemui di Observatorium Bosscha, Lembang Kabupaten Bandung Barat, Kamis (6/10/2011).
Evan menjelaskan, fenomena hujan meteor dapat terlihat jika tidak ada cahaya bulan. Karean pantulan cahaya bulan bisa menghalangi pemandangan, dan hujan meteor ini dapat terlihat jelas hanya dalam keadaan langit gelap gulita.
"Kemungkinan menyaksikan fenomena tersebut relatif tidak mudah. Soalnya sekarang ini fase bulan sedang dalam keadaan setengah bulat. Bagi masyarakat yang berniat ingin melihat secara langsung, sebaiknya berada di tempat terbuka dan perhatikan ke atas langit. Pastinya, fenomena tersebut dapat dilihat dari kawasan mana pun di Indonesia, karena Indonesia berada di khatulistiwa," ujarnya.
Diperkirakan setiap meteor jatuh dengan kesepatan sekitar 42-70 km/detik. Evan mengingatkan, cahaya hujan meteor hanya terlihat 1-2 detik. "Meteor yang merupakan sisa lintasan komet itu ga sampai menembus atmosfer. Cahaya yang terlihat dari bumi itu merupakan meteor yang terbakar di udara. Kira-kira, 1-2 detik saja cahaya tersebut terlihat, setelah itu hilang," paparnya.
Dia menjelaskan, setiap tahun terjadi sekitar 10 hujan meteor. Hujan meteor Draconid, kata dia, merupakan urutan kelima terbesar. Sebelumnya, pada 1998 silam pernah terjadi hujan meteor Leonid dengan 5.000 meteor per jam.[rry]
No comments:
Post a Comment