Artikel yang dikritik karena 'terang-terangan rasis', itu muncul di situs Vogue Italia dan menapak tilas gaya anting-anting yang dikenakan 'perempuan kulit warna' yang dibawa ke Amerika Serikat selama perdagangan budak.
Seperti dikutip Dailymail, menurut artikel yang ditulis Vogue, tren itu dibawa ke Amerika di masa perdagangan budak.
"Perhiasaan selalu dibuat dalam bentuk bulat, terutama anting. Model paling klasik adalah gaya budak dan kulit putih, dalam anting bulat emas," tulis artikel Vogue.
Masih dalam tulisannya, Vogue Italia mengatakan anting yang dipakai wanita kulit hitam itu sebagai suatu interpretasi dari kebebasan.
"Batuan berwarna, anting-anting simbolik dan berbagai bentuk. Evolusi pun terus terjadi," begitu isi artikel itu.
Artikel Vogue di atas langsung menuai kecaman dari pembacanya. Mereka menganggap Vogue melakukan hal yang memalukan karena mengagung-agungkan perbudakan.
Para pembaca yang marah pun langsung membuat petisi untuk mengecam Vogue. Mereka menuntut majalah itu minta maaf dan menarik artikel tersebut.
"Kami ingin artikel ini segera dihilangkan dan ada permintaan maaf khusus kepada wanita kulit hitam karena wanita kulit hitam dianggap sebagai budak di artikel itu," tulis salah satu pembaca.
Seorang pembaca lainnya bernama Marianne Smith menulis, Vogue melakukan hal yang paling hina dengan menulis artikel anting budak itu.
"Sejak kapan desain orang-orang Afrika untuk anting menjadi anting budak," tulis Smith.
No comments:
Post a Comment