Don't Judge Surabayanese from Pisuhannya, Cuk!
Sebelum membaca posting ini ada baiknya anda membaca dulu posting terdahulu tentang bahasa Surabaya yang kasar, tapi jangan lihat orang Surabaya dari Grammar-nya. Posting yang menceritakan bahasa Surabaya yang kasar dan film Grammar 1.
Alhamdulillah, saya dan teman-teman kru TuguPahlawan.Com menyempatkan diri untuk hadir di Royal Plaza untuk menyaksikan pemutaran film pendek indie yang mengangkat tema tentang Surabaya, Grammar 3 versi Mantab Jaya. Yap, kebetulan tanggal 31 Januari kemarin adalah hari launching perdana video grammar Suro Boyo episode Mantab Jaya.
Film animasi pendek garapan si Ikin ini paling menyedot antusiasme kru TPC untuk datang ke Royal Plaza. Rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi akan isi dan materi dari film animasi pendek besutan alumnus Desain Produk ITS Surabaya ini mengalahkan rasa lapar yang mendera selama menunggu tayang perdana film ini diputar.
Sebelumnya, dua film animasi Grammar yang mengisahkan dua pemuda Surabaya, si Suro dan si Boyo, memang menyedot perhatian para Jancokers - sebutan untuk pecinta video Grammar. Aksi konyol Suro dan Boyo plus pisuhan yang selalu menghasilkan poin demi poin membuat film indie ini mendapatkan tempat di hati para Jancokers, selain kritik membangun untuk kota tercinta Surabaya tentunya.. Oke jeh oke jeh...
Di video Grammar Suro Boyo 1, si Suro minta pinjaman duit Rp 500 juta kepada si Boyo untuk operasi, gara-gara pas Suro berenang lalu sesak napas, kebanyakan lumpur. Di video Grammar Suro Boyo 2 menceritakan kisah si Suro yang telah merantau ke kota Jakarta. Pisuhan lokal Surabaya dari si Boyo dan logat Jakarte ala Suro dipadu dengan topik pembicaraan tentang masalah taman kota Surabaya menjadi topik utama.
Di video Grammar Suro Boyo 3 ini tema yang diangkat adalah makanan khas Surabaya yakni lontong balap atau racing lontong, hahaha... Berbeda dengan dua video Grammar sebelumnya dimana Suro dan Boyo hanya bertemu melalui sambungan telepon, kali ini terjadi kontak langsung antara Suro dan Boyo. Mereka bertemu dan mencari warkop (warung kopi) yang berjualan makanan lontong balap.
Film ini menceritakan bagaimana awal mula dan sejarah lontong balap di Surabaya yang membuat para Jancokers tertawa ngakak... Haha... Juga bagaimana rahasia petis yang membuat lontong balap ini begitu enaknya, dan sensasi Suro dan Boyo saat menikmati sajian lontong balap yang serasa naik mobil balap sungguhan.. Haha.. Konyol!
Si Suro yang polos dan pisuhan si Boyo yang kontinu membuat kejutan-kejutan di setiap adegan film Grammar 3 episode Mantab Jaya ini. Satu adegan yang paling saya ingat adalah ketika Suro sakit perut karena terlalu banyak sambel petis pada lontong balapnya, lantas dia berkata "Mules Jaya iki!". Dan ditimpali oleh si Suro, "Awakmu iku senengane, mesti lek gak mangan, nelek, terus turu. Mangan, nelek, turu. Mangan, nelek, turu." Hahaha.......
Berikut ini video Grammar 1 dan Grammar 2.
Berikut adalah trailer dari video Grammar Suro Boyo 3 episode Mantab Jaya.
Buat para Jancokers yang tertarik untuk menyaksikan acara nonton gratis Grammar 3 ini bisa meluncur ke Gedung Cak Durasim, Jl. Genteng Kali 58 Surabaya pada tanggal 7 Februari 2009 pukul 19:30 WIB. Yuk buruan datang....
Bagi yang penasaran video full berdurasi kurang dari sepuluh menit dari Grammar 3 episode Mantab Jaya bisa bersabar menunggu diupload di Youtube....
No comments:
Post a Comment