Ini adalah pengalamanku di masa kecil dulu, saat masih ingusan dan masih senang bermain dengan teman sebaya berlarian berkejaran di lapangan yang letaknya kebetulan persis di depan rumahku. Dan bukan tak mungkin anda semua yang membaca posting saya kali ini pun turut merasakannya di waktu kecil dulu, meski kadang anda sendiri tak menyadarinya...
Kebetulan kampung masa kecil saya dulu adalah menjadi salah satu lintasan atau jalur penerbangan yang cukup padat dari dan ke Surabaya, sehingga tiap harinya ada beberapa pesawat yang terbang cukup rendah di atas kampung saya.
Yah, namanya juga anak kecil yang masih lugu dan polos. Mereka belum pernah merasakan hiruk pikuk perkotaan yang riuh rendah ramai dengan segala situasi yang melingkupi kehidupan masyarakatnya. Banyak pengalaman jaman dulu yang bila dipikir-pikir kembali sekarang, semua itu terkesan konyol dan lucu. Hahaha...
Salah satunya adalah kebiasaan kami, anak-anak kecil desa yang hidup di kampung adalah bermain bersama di tanah lapang. Nah, saat pesawat melintas di atas kepala kami, sontak kami pun berlarian bersama seraya menengadahkan kepala dan tangan dan berteriak bersama-sama, "Kapal muluk (= montor muluk, kapal mabur, kapal terbang, pesawat) njaluk dhuwite!". Atau dalam bahasa Indonesia berarti "Pesawat! Minta Uangnya!". Hehehehe...
Begitu pula saat sedang santai di dalam rumah menyadari suara pesawat terbang yang membahana dan menggema di angkasa sana, saya pun keluar menuju halaman dan berteriak lantang minta uang ke arah langit. Seolah-olah mereka yang sedang menumpang di pesawat mendengarkan pekikan suara kami di bawah sana... Wahahaha.. Dan meskipun sadar uang tak pernah akan turun dari pesawat, alam bawah sadar kami pun menuntun mulut kami untuk berteriak seperti itu dan berlarian memandangi pesawat yang terbang di atas kampung kami.
Ah, serasa deja vu saat menyaksikan atraksi dan kehebohan di ujung barat pulau Jawa sana. Saat demi peluncuran buku motivasinya, seorang motivator ulung menyebarkan ribuan lembar uang kertas dari pesawat dan diperebutkan ratusan bahkan ribuan orang...
Hiks... Benar-benar sebuah deja vu...!!
No comments:
Post a Comment