Thursday, March 1, 2012

Tak Bisa Bedakan Pasangan dan Predator, Burung Nuri ini Terancam Punah


Nuri Kakapo ini tidak bisa terbang dan tak mampu membedakan mana pasangan dan predator

Walld blog-Beberapa jenis hewan yang terancam punah karena sulit mempertahankan spesies mereka melalui reproduksi seperti Badak Putih, Panda dan Gorila gunung. Namun, tidak satupun hewan diatas yang tidak kompeten seperti burung Nuri yang satu ini.
Pasalnya burung Nuri gemuk yang tidak bisa terbang ini sangat tidak tertarik dan sepertinya tak ada harapan untuk kawin, sehingga membuat hewan asli Selandia Baru dengan nama Kakapo ini sekarang hanya berjumlah 124 ekor.
Selain sikap apatis betinanya terhadap seks, sang pejantan ceroboh juga tidak dapat membedakan pasangannya dengan predator.
Dan ketika berhadapan dengan ancaman dari pemangsa, makhluk bodoh ini sering lupa bahwa ia tidak bisa terbang dan sering berakhir mendarat dengan wajah terlebih dulu ke tanah.
Sayangnya untuk Kakapo, seleksi alam rupanya membuat sulit bagi mereka untuk berkembang biak.
Walapun dapat mencapai usia 90 tahun, populasi Kakapo terus turun secara drastis, akibat burung ini hanya memakan buah dari pohon rimu, yang berbuah dalam empat tahun sekali.
Selain itu manusia juga turut mempunyai andil dalam berkurangnya populasi burung ini, dengan membawa sejumlah predator, seperti tikus, possum dan kucing. Bahkan pada satu dekade lalu, populasi mereka turun hingga hanay 30 ekor saja.
Upaya untuk membantu mereka berkembang biak telah mengalami beberapa kemajuan. Tapi kendala utama bagi kelangsungan hidup Kakapo adalah diri mereka sendiri.
Sebab, burung nuri dengan bulu berwarna hijau ini sangat ramah, dan bahkan jika cukup beruntung untuk menemukan seekor, burung ini tanpa ragu akan mendatangi anda.
Ketika terancam, Kakapo seringkali memiliki kebiasaan berdiri diam dan kaku tak bergerak. Dan lain kali memilih memanjat pohon karena merupakan pendaki yang sangat baik.
Sayangnya, setelah mencapai puncak Kakapo lupa bahwa ia tidak bisa terbang dan mencoba untuk terbang jauh, kadang-kadang disertai dengan konsekuensi yang tragis, yaitu jatuh ke tanah.
Kebanyakan betina memiliki dorongan untuk berhubungan seks hanya sekali setiap dua tahun, menyebabkan rasa frustrasi pada para pejantan yasng berpotensi mematikan.

No comments:

Post a Comment