Beberapa peneliti dari Indiana University, Amerika Serikat menggunakan cacing Caenorhabditis elegans untuk melakukan riset. Mereka bermaksud untuk mengetahui perbedaan antara mendapatkan keturunan dengan melakukan seks dan berketurunan secara aseksual.
Dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, diketahui bahwa aktivitas seksual bisa membantu cacing itu untuk menangkal parasit.
Pada pengujian, peneliti memaparkan bakteri berbahaya pada cacing. Ternyata, cacing yang bereproduksi dengan melakukan hubungan seks mampu bertahan hidup, sementara cacing yang berketurunan tanpa melakukan hubungan seks (aseksual) tidak panjang umur.
Menurut para peneliti, hasil temuan ini merupakan bukti yang paling meyakinkan seputar teori utama dalam evolusi biologi. Teori yang dimaksud adalah bahwa seks berevolusi karena aktivitas itu memungkinkan organisme menata ulang kembali gen tubuh mereka ke dalam kombinasi baru agar satu langkah lebih maju dibandingkan dengan parasit.
“Eksperimen ini sangat bagus karena memungkinkan peneliti mendemonstrasikan bahwa tidak hanya kehadiran parasit yang mengakhiri hidup hewan yang mengkloning dirinya sendiri, tetapi hadirnya parasit juga berevolusi bersama dengan cacing tersebut,” ucap Aneil Agrawal, peneliti dari University of Toronto.
Dikutip dari BBC, 11 Juli 2011, penelitian ini merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk mendemonstrasikan bahwa dalam kondisi tertentu, di mana kita berharap bahwa seks bisa meredakan efek parasit, ternyata memang demikian adanya.
No comments:
Post a Comment