Itulah sepenggal lirik sekaligus judul dari salah satu yang dibawakan superband Peterpan. Ada apa denganmu? Ya! Ada apa denganmu, Arsenal?
Puncak dari kegelisahan hati saya meledak tadi pagi saat melihat pertandingan salah satu perempat final Liga Champion antara Liverpool melawan Arsenal. Arsenal yang dituntut harus menang atau minimal menahan imbang 2-2, 3-3, dst untuk melaju ke partai selanjutnya harus takluk secara mengenaskan di lima menit terakhir lewat berondongan dua gol, yang menghempaskannya dari ajang paling spektakuler di Eropa itu. Lima menit sebelumnya anak asuh Arsene Wenger ini mantap menjejakkan salah satu kakinya di semifinal. Tragis memang.
Ini adalah puncak kegagalan Arsenal musim ini, dimana sebelumnya telah gagal lolos di ajang Piala FA setelah dibenamkan Manchester United 4-0 pada 16 Februari lalu. Sementara di piala Carling, The Young Guns itu terpaksa menelan pil pahit setelah kalah telak 1-5 melawan Tottenham Hotspur pada 22 Januari yang lalu. Sementara itu, di ajang liga Inggris sendiri, untuk sementara Arsenal berada di posisi ketiga dibawah Manchester United dan Chelsea. Menyisakan lima pertandingan lagi, anak-anak muda London ini tertinggal 6 poin dari MU dan 3 poin dari Chelsea.
Sebelumnya, Arsenal begitu tangguh meninggalkan pesaing-pesaingnya, gap enam poin dengan posisi kedua pun pernah tercipta di Liga Inggris, namun seiring loyonya performa Arsenal poin demi poin pun hilang. Terlebih lagi dengan insiden mengerikan yang menimpa penyerang muda Eduardo da Silva yang mengalami patah kaki ditebas pemain Birmingham City, Martin Taylor, seakan menjadikan trauma mendalam bagi para pemain Arsenal.
Perjuangan berat harus dilakoni kembali minggu ini melawan seteru abadi, Manchester United. Andai harus mengalami kekalahan lagi, maka pupus sudah asa untuk meraih satu-satunya gelar di musim ini.... Oh, Arsenal ada apa denganmu?
Kalau menilik polling yang pernah saya buat bulan Oktober 2007 lalu, sepertinya ada benarnya juga hasil polling tersebut. Hiks... Ledakan-ledakan yang pernah muncul dulu kini perlahan sirna... Dan ternyata memang benar bahwa roda itu berputar... Takdir harus diterima....
Sekali lagi.... Kami sudah sangat rindu piala-piala itu!!
No comments:
Post a Comment