Hingar bingar lebaran di hari raya idul fitri telah terlewati dan perlahan kian lama kian surut... Acara lebaran kini identik dengan acara pesta hura-hura dan semakin terasa aroma duniawinya... Tapi yang pasti jangan sampai makna sesungguhnya dari Idul Fitri itu luntur, amin... Idul fitri seharusnya menjadi hari dimana kita saling berintrospeksi diri atas semua yang telah kita perbuat setahun terakhir ini, kita harus menjadi sosok yang senantiasa lebih baik dari hari ke hari, paling tidak itulah yang diharapkan dari makna sesungguhnya hari raya Idul Fitri.
Oke, sekarang kita bahas acara mudiknya. Tahun ini acara mudik saya seperti tahun-tahun sebelumnya, naek sepeda motor keliling-keliling kota di Jawa Timur. Bedanya tahun ini menempuh perjalanan sejauh 968 km selama 5 hari ini. Dengan rute, Surabaya - Gresik - Surabaya - Tuban - Surabaya - Gresik - Ploso - Nganjuk - Kediri - Trenggalek - Tulungagung - Mojokerto - Gresik - Surabaya. Banyak pengalaman seru di jalan, mulai dari nyaris nabrak helm jatuh, kemacetan hebat karena lewat jembatan ambrol, motor mendadak mogok, dll.
Sabtu, hari pertama lebaran itu saya habiskan di Gresik bersama kedua orang tua saya, kemudian hari kedua di Trenggalek. Akhirnya pulang lagi ke kota kelahiran dan tempat kumenghabiskan sebagian usiaku, Trenggalek. Bertemu kembali dengan keluarga besarku, mbah-mbahku, pakdhe, budhe, paklik, bulik, mbak, adik, ponakan-ponakan... Trenggalek kota kecil sebelah barat Tulungagung yang terletak di dataran yang dikelilingi gunung-gunung, pokoknya kemana arah mata kita memandang disitu terdapat rangkaian gunung tegak menjulang. Enak sekali disana, udara dingin dan sejuk serta terbebas dari polusi yang selalu kita rasakan di kota besar. Nyaman!
Hari ketiga, keliling-keliling ke rumah teman SMP dan SMA. Hari keempat, reunian sama temen-temen SMP, ngumpul, makan-makan dan ngobrolin masa lalu dan juga rencana di masa depan ini... Hari kelima, jalan-jalan wisata kuliner di Kediri dan lanjut pulang ke Gresik lagi.
No comments:
Post a Comment